Maandag 15 Januarie 2018

Contoh SOP – Penyusunan Investasi dan Software Akuntansi


Contoh SOP – Penyusunan Investasi dan Software Akuntansi by aldoramadyan

Contoh SOP – Penyusunan Investasi dan Maintenance Software Akuntansi
Software akuntansi yang digunakan perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan harus bisa berfungsi secara optimal. Fungsi tersebut akan bisa dicapai bila kinerja aplikasi akuntansi itu berjalan dengan baik.
Dan salah satu kunci yang menyebabkan software akuntansi memiliki kinerja ekselen adalah dilakukan pemeliharaan secara baik.
Oleh karena itu, agar fungsi pemeliharaan berjalan dengan baik, maka dibuat standard operating procedure (SOP) maintenance software akuntansi.
Bagaimana langkah-langkah pembuatannya?
Mari kita mulai tiap langkahnya…

Contoh SOP Maintenance Software Akuntansi

Bentuk atau struktur SOP masih menggunakan susunan : 1) bagian kepala atau header, 2) bagian isi, dan 3) bagian disposisi.
#1. Bagian Kepala atau Header SOP Maintenance Software Akuntansi
Bagian ini berisi nama perusahaan atau logo perusahaan, judul, nomor dokumen, masa berlaku, jumlah dan tanggal perbaikan, serta jumlah dokumen.
Bentuk tampilannya adalah seperti dibawah ini :

#2. Bagian Isi SOP Maintenance Software Akuntansi
Bagian ini memuat tujuan disusunnya SOP, ruang lingkup, definisi dan referensi. Yuk kita buat per item-nya sebagai berikut :
Tujuan
Pemeliharaan software akuntansi bertujuan menjaga dan merawat software agar dapat bekerja secara maksimal untuk mendukung kinerja user.
Ruang Lingkup
Memberikan pedoman bagi divisi dan cabang dalam melakukan usulan pemerliharaan software akuntansi di perusahaan, meliputi semua divisi dan cabang perusahaan yang membutuhkan pengembangan sistem aplikasi akuntansi.
Definisi
Software akuntansi/aplikasi akuntansi adalah jenis program komputer yang dibuat sesuai dengan bahasa pemrograman dan digunakan untuk berbagai kebutuhan yang diperlukan.
Referensi
ISO dan Quality Management System

#3. Bagian Pengesahaan SOP Maintenance Software Akuntansi
Pada bagian ini berisi dan menerangkah siapa yang membuat, memeriksa, dan menyetujui SOP, dilengkapi dengan nama, jabatan dan paraf.
Contoh bentuk bagian pengesahaan adalah sebagai berikut :

Deskripsi Prosedur
Bagian deskripsi prosedur memuat proses bisnis dan alur pelaksanaan SOP Maintenance Accounting Software. Biasanya di susun setelah halaman pengesahaan.
Untuk deskripsi prosedur mencakup pihak yang terkait, penangggung jawab, dan deskripsi pelaksanaan dilengkapi flowchart.  Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh deskripsi prosedur SOP Pemeliharaan Aplikasi Akuntansi.
Pihak Terkait : User/Cabang perusahaan
Deskripsi :
  1. Membuat surat permohonan pemeliharaan yang ditujukan kepada bagian Teknologi Informasi, antara lain :
  • Pembuatan dan perubahan email
  • Penambahan username dan password
  • Penambahan hak akses
  • Penambahan software
  • Penambahan koneksi jaringan
  1. Menerima pemberitahuan dari bagian TI, bahwa pemeliharaan telah selesai dilakukan
Pihak Terkait : Bagian Teknologi Informasi
Penanggung Jawab : Development & Infrastruktur
Deskripsi :
  1. Menerima permohonan pemeliharaan di bidang terkait
  2. Membuat rencana pemeliharaan dan menyampaikan kepada manajer bagian TI untuk persetujuan
  3. Melakukan proses pemeliharaan
  4. Membuat Laporan Hasil Pemeliharaan
Manajer Bagian Teknologi Informasi
  1. Menerima rencana pemeliharaan dari bagian Development & Infrastruktur
  2. Menyetujui rencana pemeliharaan, jika disetujui mengembalikan disposisi kepada development & Infrastruktur
  3. Menerima hasil proses pemeliharaan
  4. Menyampaikan hasil pemeliharaan kepada bidang terkait
Dan  bila  digambarkan dalam diagram Alur (Flowchart) adalah sebagai berikut :
Diagram Alur : SOP Maintenance Accounting Software

Contoh SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi

Susunannya sama dengan SOP Maintenance Software akuntansi, yaitu bagian header, isi dan disposisi.
Langsung saja kita buat per bagiannya…
#1. Header SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi

#2. ISI – SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi
Tujuan
Agar setiap investasi teknologi informasi selaras dengan strategi bisnis perusahaan
Ruang Lingkup
Memberikan pedoman kepada bagian teknologi informasi dan accounting membuat rencana anggaran berdasarkan rencana kerja tahunan yang telah dibuat oleh masing-masing tim.
Definisi
  1. Rencana anggaran software akuntansi adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka yang meliputi seluruh kegiatan teknologi informasi untuk jangka waktu yang akan datang.
  2. Hardware adalah perangkat pendukung sistem
  3. Software adalah perangkat lunak pendukung sistem
  4. Teknologi Informasi adalah departemen teknologi informasi
Referensi
ISO, Quality Management System
Baca juga :

#3. Disposisi – SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi

Deskripsi Prosedur
Pihak Terkait : Bagian Teknologi Informasi
Penanggung jawab : Manajer Bagian Teknologi Informasi dan seluruh staf
Deskripsi :
  1. Tim Teknologi Informasi melakukan pembahasan mengenai rencana kerja setiap tahun
  2. Berdasarkan rencana kerja tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam anggaran teknologi informasi
  3. Bagian Teknologi informasi mengajukan usulan anggaran TI kepada GM Akuntansi Keuangan untuk disetujui.
  4. Anggaran tersebut diajukan ke tim anggaran perusahaan
Selanjutnya sebagai penanggung jawab, tim anggaran perusahaan menerima usulan anggaran teknologi informasi.
Proses-proses tersebut bila digambarkan dalam diagram alur (flowchart) adalah seperti berikut ini :
Flowchart – SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi
Demikianlah pembahasan 2 contoh  SOP, yaitu SOP Penyusunan Investasi Software Akuntansi dan SOP Maintenance Software Akuntansi.
Dan ada satu SOP yang harus ada dan sangat penting peranananya dalam sebuah organisasi bisnis adalah SOP Akuntansi Keuangan. Bila anda ingin tahu lebih detil tentang SOP Akuntansi Keuangan, langsung saja ke Accounting Tools & SOP.

Begini Cara Mengelola Kas Kecil dengan Sistem Imprest


Begini Cara Mengelola Kas Kecil dengan Sistem Imprest by aldoramadyan

Begini Cara Mengelola Kas Kecil dengan Sistem Imprest
Kas kecil adalah dana yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar biaya-biaya yang nilainya relatif kecil, atau tidak efektif bila dibayarkan dengan sistem non tunai.
Contohya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran seperti pembelian ATK, Foto Copy, Konsumsi rapat, tol, parkir, mencetak marketing tools – brosur, leaflet.
Nilai kas kecil tidak sama untuk setiap perusahaan, tergantung pada kebijakan dan sistem yang dijalankan.
Ada perusahaan yang menentukan jumlah tertentu untuk kas kecilnya, sebaliknya ada perusahaan lain yang tidak menentukan jumlah tertentu atas kas kecilnya, alias jumlah berfluktuasi, kadang besar dan kadang kecil.
Kas Kecil dalam laporan keuangan dimasukkan dalam NERACA pada kelompokcurrent asset atau aset lancar. Berikut contoh laporan neraca :
gambar : contoh laporan keuangan perusahaan
Dari contoh laporan keuangan – neraca di atas, kita bisa melihat bahwa ASET terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar.
Aset Lancar terdiri dari :
  • Kas dan setara kas
  • Investasi jangka pendek
  • Piutang usaha pihak ketiga
  • Piutang lainnya pihak ketiga
  • Persediaan lancar lainnya
  • Biaya dibayar dimuka lancar
  • Uang muka lancar lainnya
  • Pajak dibayar di muka lancar
Jadi kas kecil dilaporkan pada laporan neraca sebagai kas dan setara kas, pada contoh laporan neraca di atas ditandai dengan kotak garis merah. Nilai Kas dan Setara Kas per 31 Maret 2017 adalah Rp 62.576.371.274, sedangkan posisi per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 57.447.397.484 Berarti ada kenaikan sebesar 8,93%.
Nah, berikutnya kita ingin mengetahui bagaimana pengelolaan kas kecil?
Ada dua sistem atau metode yang lazim digunakan untuk mengelola kas kecil, yaitu :
  • Metode Imprest
  • Metode Fluktuatif
Blog Manajemen Keuangan akan membahas dua metode tersebut secara komprehensif, dan untuk kali ini, kita akan membahas METODE IMPREST beserta contohnya.
Metode Imprest adalah pengelolaan kas kecil di mana perusahaan menentukan jumlah dana yang tetap di kas kecil.
Setiap kali terjadi pengeluaran yang akan mengakibatkan berkurangnya jumlah kas kecil, maka karyawan yang bertanggungjawab atau kasir akan meminta dana sejumlah pengeluaran-pengeluaran tersebut. Selanjutkan kas kecil akan di-isi kembali baik dengan tunai atau lewat bank.
Melalui cara seperti ini maka jumlah uang di kas kecil akan terisi kembali dan jumlahnya seperti semula.
Perlu diingat juga bahwa dalam sistem imprest, semua pengeluaran kas kecil akan dicatat pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
Pada saat pengisian kembali,   semua bukti pengeluaran yang sudah dibayar diserahkan dan dana kas kecil ditambah sebesar pengeluaran tersebut, sehingga jumlah kas kecil akan kembali ke titik semula.
Jumlah pengeluaran-pengeluaran tersebut sebelumnya telah diperiksa oleh bagian akuntansi, selanjutnya dicatat di sisi DEBIT dan kas di sisi KREDIT.
Selama pembayaran terhadap pengeluaran-pengeluaran itu belum dilakukan, kasir atau bagian yang bertanggungjawab terhadap kas kecil harus menyimpan bukti-bukti pengeluaran bersama sisa dana yang ada dalam petty cash.
Sehingga bila dikalkulasi jumlah bukti pengeluaran dan dana yang tersisa adalah merupakan jumlah kas kecil.
Untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti contoh prosedur sistem akuntansi kas kecil dengan sistem imprest berikut ini :
PT Manajemen Keuangan Network pada tanggal 1 Januari 2018 menetapkan dana kas kecil yang jumlahnya Rp 5.000.000.
Pengeluaran kas kecil hingga tanggal 10 Januari 2018 adalah Rp 3.000.000, dengan rincian sebagai berikut :
  • Biaya Pemeliharaan Kantor Rp. 1.000.000
  • Biaya Kerumahtanggaan Rp 500.0000
  • Biaya Konsumsi Meeting Rp. 1.000.000
  • Biaya Transport Rp. 500.000
Pada tanggal 11 Januari 2018 dilakukan pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp. 3.000.000, yaitu mengganti biaya pengeluaran yang telah dilakukan.
Pada tanggal 11 Januari hingga 31 Januari 2018 terjadi pengeluaran kas kecil sebesar Rp. 4.000.000, dengan rincian berikut ini :
  • Biaya Marketing Rp. 2.000.000
  • Biaya Training SDM Rp. 1.000.000
  • Biaya Perijinan Rp. 1.000.000
Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi dari transaksi-transaksi yang telah terjadi di atas?
Pencatatan transaksi-transaksi tersebut di buku jurnal adalah seperti berikut ini :
1 Januari 2018 :
(D) Kas kecil = Rp 5.000.000
(K) Kas = Rp. 5.000.000
10 Januari 2018 :
(D) Biaya Pemeliharaan Kantor = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Kerumahtanggaan = Rp  500.000
(D) Biaya  Konsumsi Meeting = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Transport = Rp. 500.000
(K) Kas = Rp. 3.000.000
31 Januari 2018 :
(D) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(D) Biaya Training SDM = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
(K) Kas = Rp. 4.000.000
Pencatatan akuntansi di jurnal pada tanggal 31 Januari 2018 prosedurnya seperti di atas bila ada pengisian kembali dana kas kecil sejumlah Rp. 4.000.000, sehingga jumlah dana kas tetap pada angka Rp 5.000.000
Namun bila tidak ada pengisian kembali dana kas kecil, maka jumlahnya Rp 1.000.000 karena yang Rp 4.000.000 sudah dikeluarkan untuk biaya-biaya. Maka pada tanggal 31 Januari 2018 dibuatkan jurnal penyesuaian seperti berikut ini :
(D) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(D) Biaya Training SDM = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
(K) Kas Kecil = Rp. 4.000.000
Pada tanggal 1 Februari 2018, dibuatkan kembali jurnal penyesuaian, apa tujuannya? Tak lain dan bukan adalah agar saldo kas kecil kembali seperti pada posisi terakhir, sehingga bila ada pengisian kembali prosedur pencatatan akuntansinya sama dengan sebelumnya.
Jadi seperti ini pencatatan jurnal penyesuaianya :
(D) Kas Kecil = Rp. 4.000.000
(K) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(K) Biaya Training SDM = Rp. 1.000.000
(K) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
Dengan prosedur pencatatan seperti itu, maka perubahan jumlah kas kecil yang terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 akan kembali seperti semula setalah dilakukan jurnal penyesuaian pada tanggal 1 Februari 2018.
Selain hal seperti di atas, perubahan jumlah kas kecil juga bisa berubah karena dua sebab, yaitu :
  • Pengurangan jumlah kas kecil ; perusahaan menganggap jumlah kas kecil terlalu besar sehingga memutuskan untuk mengurangi jumlahnya.
  • Penambahan jumlah kas kecil ; perusahaan menganggap jumlah kas kecil terlalu kecil sehingga memutuskan untuk menambah jumlah kas kecil.
Masih menggunakan contoh di atas, misalnya manajemen PT Manajemen Keuangan Network menganggap bahwa jumlah kas kecil terlalu besar dan memutuskan jumlah kas kecil menjadi Rp 4.000.000.
Atas keputusan ini maka prosedur pencatatan akuntansi di jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas               Rp. 1.000.000
Kas Kecil            Rp. 1.000.000
Bagaimana bila manajemen PT Manajemen Keuangan Network menganggap bahwa jumlah kas kecil terlalu kecil dan memutuskan untuk menambah jumlahnya menjadi Rp. 10.000.000.
Maka prosedur pencatatan akuntansi di jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas kecil              Rp. 5.000.000
Kas                                  Rp. 5.000.000
Demikian pembahasan mengenai pengelolaan kas kecil dengan menggunakan sistem atau metode imprest.